GATENEWS.ID: BAUBAU – Mengawali bulan kasih sayang, Februari, Gubernur Sultra bersama rombongan OPD provinsi masih melakukan kunjungan kerja, untuk hari terakhir di Kota Baubau dan Buton. Februari ini juga menjadi momen penting menunjukkan keseriusan pemerintah pusat di bawah kewenangan Kementerian Maritim dan Investasi (Marves) untuk menjadikan Aspal Buton menjadi program nasional pengaspalan 1000 kilometer.
Senin, 1 Februari 2021, tepat pukul 08.30 Wita, sebuah maskapai penerbangan Wings Air mendarat di Bandara Betoambari membawa 16 orang tim Kementerian Maritim dan Investasi yang dipimpin salah satu Deputi, yakni Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi, Ayodhia G. L. Kalake.
Kehadiran tim diterima langsung Gubernur Ali Mazi didampingi Wali Kota Baubau AS. Thamrin, Bupati Buton La Bakry, juga hadir Sekretaris Kota Baubau Roni Muchtar, dan Pj. Sekda Buton Utara Yuni Nurmalawati, beserta sejumlah kepala OPD provinsi, kabupaten dan kota.
Sarapan pagi di Persiapan Mess Provinsi (eks Rumah Jabatan Bupati Buton di Baubau), menjadi titik mulainya kunjungan kerja di Pulau Buton hari itu. Sejam kemudian seluruh tim bergerak menuju Lawele. Perjalanan rombongan memakan waktu sekira sejam, lalu tiba di pusat eksploitasi Aspal Buton. Salah satu spot yang dikunjungi adalah PT. Wijaya Karya (Wika) Bitumen.
PT. Wika adalah perusahaan yang mengelola sumber daya alam Aspal, baik dalam bentuk bahan jadi atau siap pakai, maupun dalam bentuk setengah jadi atau serpihan batuan aspal. PT Wika telah mendapat IUP untuk mengelola 100 hektar areal pegunungan aspal.
Secara umum, potensi Aspal di Kabupaten Buton seluas 60.000 hektar, namun baru dieksploitasi seluas 400 hektar oleh 42 perusahaan pemegang IUP eksplorasi, sementara 6 perusahaan telah produksi. Diantaranya PT. Wika Bitumen seluas 101 hektar, dan PT. Kartika Prima Abadi yang rencananya bulan Mei 2021 telah memproduksi dalam bentuk kemasan 25 kg sampai 50 kg untuk memudahkan pengangkutan.
Gubernur Sultra, Walikota Baubau, Bupati Buton dan tim Kementerian Maritim dan Investasi bersama rombongan kemudian meninjau Pelabuhan Nambo, sebagai salah satu penyangga insfrastruktur pengiriman dan suplay ke daerah lain.
Gubernur menyampaikan kepada tim Kemeterian yang dipimpin Deputi Pengendalian, perlunya pengembangan dan perluasan Pelabuhan Nambo, serta perlunya dikonsentrasikan pelabuhan tersebut sebagai penyangga pelabuhan utama pengiriman Aspal Buton.
Setelah berkeliling di pelabuhan, rombongan melanjutkan perjalanan menuju PT. Kartika Prima Abadi. Di sana seluruh tim dipersilakan memasuki saah satu ruang meeting untuk mendengarkan presentasi dari salah satu direktur perusahaan tentang pabrik Aspal yang telah mereka bangun. Pabrik tersebut nantinya menjadi pabrik Aspal yang dapat menyuplai kebutuhan dalam dan luar negeri.
Seluruh rombongan juga dijamu makan siang di salah satu resto atau ruang makan perusahaan. Selanjutnya, Gubernur dan rombongan mengecek fisik dan lingkungan perusahaan tersebut.
Rute peninjauan terakhir, dilalui dengan jarak 70 kilometer. Rombongan melalui jalan melingkari Baubau selama kurang lebih 2,5 jam. Rombongan sampai di Pelabuhan Banabungi yang sehari sebelumnya telah ditinjau oleh Gubernur. Ali Mazi menjelaskan kepada tim Kementerian, bahwa sejak puluhan tahun pelabuhan ini menjadi andalan utama pengiriman Aspal curah di Kabupaten Buton.
Namun belakangan, pelabuhan ini digunakan oleh PT. Wijaya Karya untuk pengiriman paket 1 ton Aspal Buton dengan kandungan 20 persen.