GATENEWS – KENDARI: Media sosial kini menjadi wadah bermasyarakat yang paling efisien dan efektif. Di dunia maya, meski tak bertemu langsung, hampir semua urusan bisa terlaksana. Dengan bermodal gawai seukuran genggaman, jari-jari dapat dengan mudah mengambil alih peran organ tubuh lainnya.
Sayangnya, kecepatan jari terkadang mengalahkan sistem kerja otak untuk mencerna kata-kata sebelum disampaikan. Sehingga norma dan sopan santun terabaikan. Etika tak lagi menjadi acuan berkomunikasi di media sosial (medsos).
Hal ini mendapat perhatian dari dosen di Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara. Selama dua hari, 13-14 Agustus 2019, melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UHO, para dosen dari berbagai disiplin ilmu ini menyelenggarakan kegiatan Pendidikan Etika dalam Bermedia Sosial dalam acara Literasi Media Anti Hoax, Hate Speech, dan Bullying.
Kegiatan berlangsung di Diploma Coffee Kendari, dikhususkan kepada para pemuda RT 1 Kelurahan Mokoau Kecamatan Kambu Kota Kendari, yang dikemas dalam bentuk pelatihan.
Salah satu dosen yang memberi pelatihan, Wa Ode Lusianai menjelaskan, kegiatan ini mendapat pendanaan dari DRPM Ristekdikti untuk tahun anggaran 2019. Atas usulan tim yang terdiri Wa Ode Lusianai selaku dosen komunikasi, Dr. La Ode Muhammad Golok Jaya yang merupakan dosen IT UHO, dan Aryuni Salpiana Jabar yang menjadi dosen sosiologi UHO.
“Pengabdian ini hadir sebagai bentuk kepedulian atas kondisi penggunaan media sosial di
kalangan masyarakat yang saat ini kerapkali mengabaikan masalah etika. Seringnya terjadi pelaporan atas akun media sosial yang kerap melakukan penyebaran berita hoax, hate speech atau bahkan perilaku bullying, menjadi salah satu bukti terabaikannya persoalan etika dalam bermedia sosial,” kata Lusianai kepada media ini.
Untuk itu, lanjut dia, kegiatan ini hadir dalam mengedukasi masyarakat tentang bagaimana menggunakan media sosial secara cerdas dan beretika.