Dampak TKA Menurut Warga Sekitar PT VDNI dan PT OSS

GATENEWS – KENDARI: Pro kontra 500 TKA Cina yang kabarnya akan bekerja sebagai teknisi ahli di PT VDNI dan PT OSS Konawe, Sulawesi Tenggara terus berhembus. Massa dari berbagai kelompok gerakan terus menyuarakan penolakan. Namun di lain sisi, sejumlah pihak mendukung kebijakan pemerintah pusat ini.

Dukungan juga disuarakan warga yang berada di sekitar lokasi perusahaan. Budiono misalnya, pria yang memiliki warung makan di jalan masuk kawasan perusahaan ini mengatakan perputaran ekonomi bakal dirasakan mereka jika infrastruktur pembuatan smelter dan peralatan pendukung teknis lainnya dipasang di PT VDNI dan PT OSS.

Pasalnya, menurut lelaki 58 tahun ini, dengan bertambahnya peralatan tentu akan menambah jumlah karyawan kedua perusahaan. Dengan bertambahnya karyawan, otomatis aktivitas jual beli terutama makanan akan tinggi.

“Jadi kalau teknisi dari TKA itu tidak datang yah tidak akan terpasang peralatan perusahaannya, kalau tidak didatangkan TKA nda akan jadi ini smelter dan karyawannya tidak akan tambah,” ungkap Budiono, Senin (22/06/2020).

Budiono berkisah, sebelum kondisi seperti sekarang ini dengan keberadaan perusahaan tambang, ia hanya seorang petani dengan pendapatan Rp 5 juta per tiga bulan saat panen.

Sejak industri smelter tersebut operasi, ia memutuskan berwirausaha dengan membuka warung makan dengan penghasil omset bersih rata-rata Rp 5 juta perharinya.

Dari hasil usaha warung makan tersebut, Budiono memutar lagi keuntungannya dengan membangun 56 kamar kontrakan semi permanen yang tak pernah kosong disewa para pekerja dari luar daerah.

“Saya sewakan ada yang 600, 800, sampai sejuta sebulan,” tuturnya.

Hal senada dikatakan Ruli yang bertindak sebagai koordinator smelter 1, 2, dan 3 di PT. VDNI. Menurutnya, teknisi TKA yang datang merupakan tenaga ahli yang akan membangun smelter di PT VDNI dan PT OSS.