Pemenang Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2021, Berikut Nama dan Kategorinya

Pemenang Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2021, Berikut Nama dan Kategorinya

Untuk Kategori Media Siber dimenangi Sunariyah dan M. Ilman Nafi’an dari IDN Times.com dengan judul ‘Bertaruh Nyawa, Berjuang Melawan Ganasnya COVID-19’ yang diterbitkan 29 November 2021.

Mulharnetti Syas selaku juri kategori in-depth reporting media siber bersama Yoko Sari dan Priambodo RH sepakat memilih artikel karya tim IND Times.com tersebut. Dari segi tema terkait COVID-19, menurut Netti, begitu Mulharnetti Syas disapa, lebih tepat sasaran, utamanya persepsi menggiring opini publik dan kedalaman materi.

“Karakteristik dari media siber ini lengkap karena dia meng-hiperlink ke data-data hasil riset yang mereka punya. Kemudian, berita tersebut punya infografis, sumber beritanya tidak satu orang (berimbang), ada audio dan video,” urai akademisi dari Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta tersebut.

“Ketika saya membaca berita IDN Times.com ini, saya mendapatkan informasi yang utuh, komprehensif,” imbuhnya.

Ia menambahkan, ada juga beberapa karya peserta lain yang merupakan observasi, tapi penyajiannya seperti feature.

Meski begitu, bagi Yoko Sari, artikel ‘Bertaruh Nyawa, Berjuang Melawan Ganasnya COVID-19’ masih memiliki kelemahan. “Ada satu hal yang menurut saya tidak tersentuh, bagaimana pemerintah mengatasi itu, tidak menjawab yang diinginkan pembaca. Kita tahu ada masalaah ini, masyarakat kekurangan oksigen, tapi apa langkah pemerintah tidak ada. Tidak ada figur di-leadnya itu juga membuat satu nilai minus bagi artikel ini,” ungkapnya.

Kategori in depth reporting Televisi dan Radio

Pemenang Kategori Televisi diraih oleh Miftah Faridl, Aga Dipa, Agoes Soekarno dari CNN Indonesia TV bertajuk ‘Menghapus Mereka Yang Mati’ yang ditayangkan 22 Oktober 2021.

Ketua Juri Kategori Televisi, Nurjaman Mochtar melihat karya Miftah dkk mengkonfirmasi angka-angka tentang orang mati di tengah pandemi. Angka-angka ini menjadi acuan pengambil keputusan, tapi tidak diungkapkan ke publik.

“Jadi data-data ini dikeluarkan tidak sesuai dengan kenyataan, wartawan ini, saya melihat ‘Menghapus Jejak Kematian’ pada keakurasian yang baik karena ini bisa untuk diambil keputusan. Ini selisihnya hingga 5 persen ke atas, terakhir closing nya adalah bahwa kematian ini bukan sekedar angka,” tuturnya.

Komentar senada diutarakan juri lainnya, Tjandra Wibowo. Ia setuju ‘Menghapus Mereka yang Mati’ secara alur rapih dan bukan sekadar angka.